Asal Usul Desa Paok Motong Lombok Timur

Pemberian nama Desa Paok Motong memiliki sejarah sendiri. Hal ini didapatkan dari penuturan para tokoh dan tetua adat di Desa ini. Menurut penuturan mereka, kata Paok Motong sesungguhnya ditujukan bagi tempat yang sekarang menjadi pasar Paok Motong. Pasar ini dulunya belum seluas sekarang, tetapi hanya meliputi tempat yang sekarang terminal cidomo .

Istilah pasar dalam bahasa sasak disebut tenten atau peken. Dalam praktiknya, istilah peken ditujukan untuk pasar yang agak besar, yang dijadikan tempat perdagangan antar Desa. Sedangkan tenten digunakan untuk tempat perdagangan khusus bagi warga satu Desa. Di tenten yang sekarang menjadi pasar Paok Motong, terdapat sebuah pohon mangga ( dalam bahasa sasak disebut Paok ) Berere. Di bawah pohon mangga itu, digunakan sebagai tempat penjual sate ampet. Pada satu malam, terjadi kebakaran yang meludeskan pohon mangga itu.

Kejadian itu sempat menggemparkan warga sekitar tenten. Dalam bahasa sasak kebakaran dinamainya motong. Dengan demikian, menjadi kebiasaan para pedagang gerabah di masa itu yang sebagian besar berasal dari penakak Desa Masbagik Timur sebelum mereka melanjutkan perjanalan mereka untuk berkeliling dari desa ke desa untuk menjajakan gerabah mereka senantiasa menyempatkan diri untuk beristirahat sejenak di Paok Motong sambil menunggu rekan mereka yang masih dalam perjalanan untuk selanjutnya mereka akan berangkat bersama-sama. 

Ungkapan yang lazim mereka lontarkan kepada rekan mereka di masa itu adalah “ Ku tunggu side leq deket lolon paok si motong ino, “ yang artinya bahwa saya akan menunggu kamu didekat pohon mangga yang terbakar itu sehingga lama kelamaan menjadi sebutan untuk sebuah desa tempat dimana pohon mangga itu berada yakni Desa Paok Motong ( dalam bahasa sasak berarti pohon mangga terbakar )

Menurut penuturan para tokoh tua Desa Paok Motong dan sebagaimana pula yang kita saksikan di masa sekarang ini, yaitu penduduk Desa Paokmotong sangat multi etnis. Percampuran etnis terbesar terdapat di Kekadusan Paok Motong Selatan. Di kekadusan ini, terdapat etnis utama yang mendiami Desa Paok Motong, yakni penduduk yang merupakan imigran dari Kesik di sebelah utara. 

Migrasi ini terjadi sebelum masa perang kemerdekaan. Waktu itu, etnis kesik di pimpin oleh TGH Syin salah seorang tokoh terkemuka di masa itu yang pada periode setelahnya salah satu putra dari Tuan Guru inilah yang menjadi tokoh utama Paok Motong, yaitu Rumasih. Secara umum, penduduk yang mendiami Desa ini, terbagi menjadi beberapa bagian. Pada wilayah sebelah utara, didiami oleh sebagian besar etnis yang serumpun dengan penduduk yang mendiami Masbagik .

Tim Redaksi Pariwisatantb.com

Kamu mungkin menyukai