Warisan Busana Tradisional Masyarakat Bima-Dompu

Rimpu merupakan salah satu warisan budaya berbusana yang menjadi ciri khas masyarakat Bima-Dompu. Berakar dari tradisi dan nilai-nilai lokal, Rimpu menggambarkan keindahan dan keanggunan dalam berbusana bagi kaum perempuan di wilayah tersebut.

Cara berpakaian Rimpu melibatkan penggunaan dua lembar sarung khas Bima-Dompu, yang satu digunakan untuk bagian bawah dan yang lainnya untuk bagian atas. Ini menciptakan sebuah kesan yang unik dan membedakan dalam berbusana. Sementara kaum lelakinya memilih untuk menggunakan “Katente Tembe”, yakni menggulungkan sarung di pinggang.

Praktik berbusana Rimpu tidak hanya sekadar aspek estetika, tetapi juga memiliki nilai-nilai tradisional yang dalam. Budaya Rimpu telah eksis dan berkembang sejak masa masyarakat Bima memeluk agama Islam yang dibawa oleh pendatang dari Sulawesi melalui hubungan antara kerajaan Bima dengan Goa. Sebagai hasilnya, Rimpu mencerminkan adaptasi dan integrasi nilai-nilai Islam dalam budaya lokal.

Sarung yang menjadi bagian integral dari Rimpu dikenal sebagai Tembe Nggoli dan Tembe Songke, yang merupakan sarung songket khas Bima-Dompu. Tembe ini dibuat melalui proses tenunan khas Bima-Dompu yang menggunakan benang kapas yang dipintal sendiri, dikenal sebagai “muna”. Sarung songket ini memiliki beragam motif yang indah, seperti nggusu waru (bunga bersudut delapan), weri (sudut empat mirip kue wajik), wunta cengke (bunga cengkih), kakando (rebung), dan bunga satako (bunga setangkai). Selain itu, terdapat juga sarung nggoli yang menggunakan bahan bakunya dari benang rayon.

Rimpu bukan hanya sekadar mode busana, tetapi juga merupakan simbol dari identitas budaya dan keberagaman yang kaya di wilayah Bima-Dompu. Melalui Rimpu, generasi muda diajak untuk menghargai dan mempertahankan warisan budaya yang telah ada sejak zaman dahulu, sambil tetap membuka diri terhadap perubahan dan perkembangan zaman. Dengan demikian, Rimpu tidak hanya menjadi bagian dari sejarah, tetapi juga bagian dari masa depan yang terus berkembang dalam kehidupan masyarakat Bima-Dompu.

Tim Redaksi Pariwisatantb.com

Kamu mungkin menyukai